Terinspirasi oleh tulisan Dannise Sihombing dalam postingannya berjudul :ASI, Kunci Sukses Anak Bangsa, tertanggal (?), aku jadi ingin menuliskan ceritaku tentang pemberian ASI untuk anak-anakku. Dalam tulisan Dennise, ketika ia mengikuti Seminar Pekan ASI Sedunia 2016 dengan tema: BREASTFEEDING, A Key to Sustainable Development. (Silakan baca tulisan Dennise secara lengkap di blognya). Alhamdulillah aku bisa bernapas lega. Lho? Kenapa? Ini ceritanya:
Sebagai seorang wanita karir yang memulai karirtahun 1967 di sebuah Badan Organisasi Internasional (Non-Commercial Company), aku beruntung karena ketika aku hamil mempunyai jatah cuti hamil 16 (enambelas) minggu, berarti aku bisa cuti selama 4 (empat) bulan. Apa akal, untuk menyiasati agar aku bisa lebih lama tinggal di rumah menyusui anak (anakku) dengan ASI eksklusif? Cuti! Yups, cuti adalah jalan satu-satunya yang harus aku tempuh.